Kamis, 09 Juli 2015

Pembalut Klorin Meresahkan Kaum Wanita!

Kemarin sehabis berbuka puasa aku melihat berita di salah satu TV swasta Indonesia.
Berita tersebut mengenai adanya kandungan Klorin (pemutih) pada pembalut ini.
Katanya Klorin ini dapat memicu penyakit kanker serviks.
Berita itu meresahkan aku pribadi sebagai konsumen salah satu dari merek pembalut tersebut.
Dalam berita tersebut dijelaskan bahwa
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menemukan adanya pemakaian zat klorin atau pemutih disebagian besar pembalut dan pantyliner yang beredar di dalam negeri. Penelitian dilakukan pada Desember 2014-Januari 2015 dengan menggunakan sample pembalut dan pantyliner yang kerap digunakan konsumen wanita Indonesia.
Peneliti YLKI Arum Dinta mengungkapkan pihaknya mengambil sampel dari 9 pembalut dan 7 pantyliner bermerek cukup ternama di dalam negeri.
"Metode yang dilakukan uji lab yaitu secara spektrofotometri di lab TUV NORD Indonesia yang sudah terakreditasi," ujar Arum kepada wartawan di Kantor YLKI, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (7/6).
Arum mengungkapkan zat klorin sangat berbahaya jika terus menerus bersinggungan langsung dengan tubuh manusia terutama sistem reproduksi wanita.
"Klorin bersifat racun dan bisa menyebabkan iritasi. Klorin biasa digunakan sebagai pemutih pada produksi kertas, pakaian dan sejenisnya," tuturnya.
Dalam penelitiannya, lanjut Arum, pihaknya mendapati jika pembalut merek Charm dengan kandungan klorin sebesar 54,73 ppm (part per million). Kemudian pembalut merek Nina Anion mengandung 39,2 ppm.
"Produk My Lady mengandung 24,44 ppm kadar klorin dan tidak mencantumkan komposisinya. Kemudian produk VClass Ultra mempunyai kandungan klorin sebesar 17,74 ppm," tuturnya.
Tak hanya itu, produk Kotex juga mempunyai kandungan klorin sebesar 8,23 ppm, Hers Protex kandungan klorin sebesar 7,93 ppm.
"Laurier mempunyai kandungan klorin sebesar 7,77 ppm. Softex 7,3 ppm dan Softness standar jumbo pack juga mempunyai kandungan klorin sebesar 6,05 ppm," tandasnya.
[Sumber: merdeka.com]
Benar-benar membuat khawatir berita ini.
Sebab saya sudah menggunakan pembalut sejak dari SMP.
Dan sekarang baru ada berita seperti ini. 

Namun pada tanggal 8 Juli 2015, Kemenkes memberikan respons terhadap berita ini.
JAKARTA, KOMPAS.comKementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan, pembalut wanita yang mengandung klorin sejauh ini aman digunakan. Pembalut wanita maupun pantyliner yang beredar di Indonesia telah melewati proses uji laboratorium dan mendapat izin edar. 
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan, pemakaian klorin pun tidak diatur dalam standar internasional karena aman digunakan.
"Ambang batas untuk klorin itu tidak dicantumkan di persyaratan internasional. Jadi, itu yang memenuhi syarat dengan ambang batas lemah. Kalau klorin dimakan, baru khawatir," kata Linda di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Linda menjelaskan, uji sampel pembalut juga rutin dilakukan, seperti tes daya serap dan kandungan zat di dalamnya, termasuk klorin. Klorin merupakan bahan yang biasa digunakan sebagai pemutih, seperti kertas.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai, kandungan klorin dapat menggangu kesehatan organ intim wanita. YLKI pun merilis hasil penelitian terhadap sembilan pembalut dan tujuhpantyliner. Semua sampel yang diuji mengandung klorin dengan kadar yang berbeda-beda.
Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, hal itu tidak sesuai dengan hak konsumen untuk mendapatkan produk yang aman digunakan. YLKI mengungkapkan, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 472/MENKES/PER/V/1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan, klorin tercantum sebagai bahan kimia bersifat racun dan iritasi.
Selain itu, menurut YLKI, Food and Drugs Administration (FDA) atau badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat telah merekomendasikan pembuatan pembalut bebas klorin.
Mengenai hal itu, menurut Linda, klorin memang bersifat sebagai racun jika dimakan. Namun, Linda memastikan, FDA juga tidak menetapkan standar penggunaan klorin pada pembalut. Begitu pula dengan standar nasional Indonesia (SNI).
"Klorin itu yang tidak boleh, dikandung dalam makanan. Jadi, nanti akan kami klarifikasi sama YLKI kalau itu peraturan makanan, ya memang enggak boleh. Dalam SNI, tidak tercantum (standar klorin), di FDA juga tidak," kata Linda.
Masyarakat diminta untuk tidak resah dengan adanya penelitian mengenai kadar klorin pada pembalut. Linda mengatakan, semua pembalut yang telah mendapatkan izin edar tentunya aman digunakan oleh masyarakat.
Jadi, kesimpulan dari berita yang meresahkan masyarakat ini adalah:
 Produk pembalut di atas sejauh ini aman digunakan karena sudah melewati uji laboratorium dan mendapat izin edar dari kemenkes.
 Jadi sebagai konsumen setia merek pembalut di atas, stok pembalut kalian tidak perlu dibuang yaaa 
 Jika mau lebih aman, maka memang alangkah baiknya menggunakan pembalut berbahan kain.

Semoga Bermanfaat

Terimakasih sudah membaca , Tinggalkan komentarnya juga ya

2 komentar:

-Mohon berikan komentar anda dengan menggunakan bahasa yang sopan.
-Jika ingin repost, silahkan cantumkan namaku dan link blogku.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
This Blog Are Protected By Me . DO NOT OPEN MY PAGESOURCE . Designed by -Nur Irdina Zakaria- and Re-Designed by -DILA AZHARI-
...